Perjuangan Untuk Raket Pertama

cara sukses

Masa kecil ku sungguhlah indah walau tidak dipenuhi dengan kemudahan dalam hal financial, namun dengan kondisi itulah saya bisa belajar apa arti perjuangan. Mungkin masa kecil ku sedikit berbeda dengan masa kecil anak lain sebaya ku, dimana mereka bisa memperoleh apa yang dinginkan dengan meminta kepada orang tuanya berbeda dengan ku dimana apa yang aku inginkan harus diperjuangkan terlebih dahulu. Bukan berarti orang tua tidak perduli dan tidak memperhatikan ku, hanya saja karena keterbatasan ekonomi sehingga saya diminta berusaha semampuku kemudian orang tua menambahkan sisa kekuranganya. Bagi saya secara tidak langsung orang tua saya sudah menerapkan sistem pendidikan terbaik dimana menerapkan sistem subsidi terhadap apa yang diminta oleh anaknya, sehingga si anak tidak menerima sesuatu tanpa dibarengi dengan usaha.

Saya ingat waktu itu di desa ku sedang ramai orang bermain bulutangkis, beberapa teman saya sudah memiliki raket yang dibelikan oleh orang tuanya, sedang saya saat itu mencoba bermain dengan raket pinjaman yang bisa dibilang kondisinya sudah tidak layak pakai, walau demikian saya sangat senang sekali bisa bermain bulu tangkis dengan raket sungguhan karena sebelumnya hanya bermain menggunakan sandal ataupun kayu sebagai pengganti raketnya. Dalam hati saya iri dengan teman- teman saya namun saya tidak bisa hidup bahagia jika hidup dipenuhi dengan rasa iri, jadi yang bisa saya lakukan adalah menyadari kondisi yang ada saat ini dan berusaha mencari jalan supaya bisa memperoleh apa yang saya inginkan tanpa membebani orang tua.

Saat itu saya masih duduk di bangku SMP kelas 1 di sebuah SMP Negeri di dekat tetangga desa, walau posisi sekolah cukup terpencil namun hal itulah yang menjadi  ciri khas. Dengan posisi di tempat terpencil sehingga tidak banyak memakan biaya serta harga jajan pun relatif lebih murah dibanding harga jajan SMP yang berada ditengah kota atau kecamatan. Masa Ujian Tengah Semester telah usai, terdapat sebuah rutinitas dimana setiap selesai ujian maka akan dilakukan acara tamasya dan waktu itu tujuannya adalah ke pantai Widuri. Pelaksanaan acaranya adalah seminggu setelah pengumuman, seperti biasanya setiap ada acara dari sekolah guru akan memberikan surat persetujuan yang harus ditandatangani oleh orang tua. Sepulang sekolah surat saya serahkan kepada orang tua untuk meminta persetujuan, kemudian orang tua saya mengizinkan saya ikut dengan syarat saya harus membantu kesawah selama hari libur dan sepulang sekolah.

Sepulang sekolah langsung ganti pakaian, kemudian makan siang setelah itu mampir kewarung sebelah untuk membeli es kolak. Biasanya saya menerima Rp 500 sebagai uang saku dan jarang aku belanjakan disekolah melainkan saya belikan es kolak sewaktu pulang sekolah. Selepas membeli es kolak langsung ambil sepeda kemudian menyusul orang tua disawah. Sesampainya disawah biasanya langsung diminta minum dan makan cemilan yang ada sebelum terjun kesawah. 

Ayah : "Dok, iku ono gelek karo lopes neng njero tas di pangan sek, tuli rewangi bapak nyabut weneh" 

Saya  : "iyo Pak"

Ayah : "Lha wes mangan durong? nek durong reng warung ndisek"

Saya : "Uwes Pak, sego turahan esuk"

Dari percakapan diatas saja sudah bisa dinilai bahwa kedua orang tua sangat peduli dan sayang terhadapku, jadi saya merasa saat diminta membantu di sawah itu salah satu bentuk pendidikan mengenai kehidupan yang diberikan kepada saya supaya kelak bisa menjadi anak yang patut dibanggakan oleh orang tua. 

Setelah beberapa hari membantu pekerjaan disawah saya diberi uang kira- kira Rp 20,000 dimana Rp 5,000 untuk membayar biaya wisata, Rp 3,000 untuk membeli beberapa bekal di salah satu minimarket yang sedang hits kala itu, dan Rp 12,000 untuk uang saku. Bekal yang saya beli hanya beberapa ceminal dan coklat yang saya beli sewaktu pulang sekolah bersama dengan teman satu almamater waktu di SD.

Waktu yang ditunggu- tunggu telah tiba, saya dan beberapa teman saya berangkat dari rumah dengan berjalan kaki menuju sekolah. Sesampainya disekolah sudah siap truk untuk mengangkut kita semua, dan ternyata sudah banyak yang naik walaupun akhirnya diminta turun oleh guru untuk diabsen terlebih dahulu. Setelah selesai diabsen semuanya langsung berlari untuk merebutkan posisi ternyaman  didalam truk. Setelah semuanya siap, dengan diawali doa kita semua berangkat.

Sesampainya di pantai ternyata,...

Bersambung,....!!! 

karena waktu sudah menunjukan pukul 01:27 jadi lanjut lain hari,....






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perjuangan Untuk Raket Pertama"

Post a Comment